Saturday, June 21, 2014

Coretan Perkenalan



Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, dan terima kasih aku ucapkan bisa menjadi salah satu bagian kecil dari kronologi kehidupanmu. Kehidupan seorang perempuan. Diterima sebagai keluarga besar Anna Shova. Teman facebook yang entah sejak kapan tercatat di database perusahaan milik Mark itu. Fb hanya alat, jauh sebelum itu awal kisah ini sudah tercatat di lauhul mahfudz bukan?

Hmmm, maaf, Untuk kisah berikutnya aku belum dapat bocorannya. He… semoga yang asyik-asyik aja ya… he.. Tuhan kita kan Mahaasyik. J  katanya mbah Tejo.

“Tak penting apa ujung dari korelasi kita ini. Yang penting adalah setiap kronologi kita bisa saling menginspirasi dan berbagi”

Itu status yang kutulis pagi ini, itu kata-kata yang ku racik dan meluncur begitu saja. Sepertinya relevan aku pasang di tulisan ini. Sebagai bumbu, semacam ayat gitulah… tentu itu merujuk pada Firman Allah surat Al-hujurat 13 yang sangat familiar itu. Ayat yang dijadikan modus untuk menimbun teman sebanyak-banyaknya di gudang fb.

Nah, sedikit menyinggung ayat fb itu ya, kita sering lupa bahwa diujung ayat itu Allah mengingatkan kita menjadi orang mulia. Orang yang mulia adalah orang yang saling berkenalan dan berta’aruf. Sedang orang yang paling mulia adalah orang yang paling taqwa.

Ayat ini sama eksklusifnya dengan ayat-ayat ibadah yang lain, contoh saja ayat puasa. Ayat tersebut juga diakhiri dengan perintah untuk bertaqwa. Atau tujuan akhir dari berteman dan berpuasa adalah untuk bersama-sama meningkatkan ketakwaan kita. Kira-kira begitu tafsir nakal aku dek… he.. wallahualambimurodhi

Semoga pertemanan kita sedikit menambah kualitas takwa kita pada Allah SWT. Meski awalnya hanya berupa say hello korespondensi saja… tanpa bermaksud lancang untuk berharap lebih untuk bertemu satu saat nanti. ;)

Selain beruntung, suatu kehormatan bagiku untuk diberi kesempatan membuat buku diary ini untukmu. Dengan beragam alasan dan modus yang nakal akhirnya mau juga adek nulis, setidaknya blog ini menjadi sahabtmu untuk berkreasi dan menuangkan gagasan. Apa jadinya dulu jika pada tahun 1800-an itu sudah ada internet. Kartini mungkin tak perlu pakai surat ya? Cukup ketik-ketik sedikit terus narsis… hahaha…

Ya, RA Kartini telah banyak berjasa kepada bangsa kita, khususnya bagi kaum perempuan. Untuk konteks ini kaitannya bagaimana perempuan bisa berkarya tanpa harus melupakan kodratnya. Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899 berbunyi :

“Bagi saya hanya ada dua macam keningratan, keningratan fikiran (fikroh) dan keningratan budi (akhlak). …”
Kartini yang nigrat saja tidak suka akan keningratannya, dia lebih membanggakan perempuan yang berfikir dan berbudi daripada predikat-predikat prestisius lainnya. Atau dalam kisah hidupnya Kartini meneladani dengan berfikir kritis namun tetap taat kepada orang tua termasuk tak berdaya ketika dijodohkan.

Cora Vreede-De Stuers yang menulis buku "Sejarah Perempuan Indonesia; Gerakan & Pencapaian, menyebut Kartini sebagai teladan Ibu Masa Depan. Tidak berlebihan rasanya dia ngomong gitu… bukan rahasia lagi perempuan zaman sekarang sangat melampaui kenakalan kartini pada zamannya. Ajaran feminisme yang ditorehkan kartini disalah gunakan untuk memperkaya keluarga dan kelompoknya.

Jadi inget Bu Risma, beliau layak menjadi Ibu Kita Risma. Kartini jilid II. Kartini yang tidak hanya resah gelisah dengan keadaan, tapi juga mencak-mencak ngomel siapa pun yang merusak karyanya dan menyalahi aturan. Tapi juga tetap menangis memenuhi kodratnya. Salut untuk beliau. J
Kog jadi ndower-ndower gak genah gini ya… maaf kalo kelepasan nulisnya. Wes sui rak nulis dowo.. metu asline. he..
 
Artinya aku merindukan sosok perempuan seperti itu. Semua perempuan bisa meneladani Kartini dengan melihat sepak terjang Bu Risma. Tentu dengan ranah profesinya masing-masing, menegakkan kebenaran dan kemaslahatan. Shova pun bisa kalo mau… ;)

Apalagi yach..?

Aku melihat shova memiliki kepribadian yang luar biasa. Sejauh korespondensiku denganmu. Kalau boleh menyebut beberapa; Shova itu cantik, manis, mandiri, aktif, cerdas dan sholehah. Kata terakhir itu mencakup kelebihan-kelebihan yang tak mampu ku sebut. Kebaikan-kebaikan sifat perempuan sudah masuk semua dalam terminologi kata “sholehah”.

Untuk kalimat-kalimat berikutnya aku tak mampu menuliskannya di sini. Semoga next time kita bisa mendiskusikan tentang ini lebih jauh dan dalam suasana yang spesial. Ngarep[dot]com.
Semoga coretan ini bermanfaat. Tulisan ini akan aku tutup dengan suratSurat kartini kepada Nyonya Abendon, pada Agustus 1900

“Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya”.
Akhirnya, tak ada yang lebih indah dari syukur kepada Allah SWT atas semua nikmatnya. Terima kasih atas perhatian adek. Maaf kalo tulisannya acak-acakkan karena dibuat dengan emosi yang campur aduk pula. Jangan pula dimasukkan ke hati kalo ada kata-kata ngawur yadek... piss.. ;)

Salam hangat penuh rasa
Khusnul Kowim