Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah, dan terima kasih aku ucapkan bisa menjadi
salah satu bagian kecil dari kronologi kehidupanmu. Kehidupan seorang
perempuan. Diterima sebagai keluarga besar Anna Shova. Teman facebook yang
entah sejak kapan tercatat di database perusahaan milik Mark itu. Fb hanya
alat, jauh sebelum itu awal kisah ini sudah tercatat di lauhul mahfudz bukan?
Hmmm, maaf, Untuk kisah berikutnya aku belum dapat
bocorannya. He… semoga yang asyik-asyik aja ya… he.. Tuhan kita kan Mahaasyik. J katanya mbah Tejo.
“Tak penting apa ujung dari korelasi kita ini. Yang penting
adalah setiap kronologi kita bisa saling menginspirasi dan berbagi”
Itu status yang kutulis pagi ini, itu kata-kata yang ku
racik dan meluncur begitu saja. Sepertinya relevan aku pasang di tulisan ini. Sebagai
bumbu, semacam ayat gitulah… tentu itu merujuk pada Firman Allah surat
Al-hujurat 13 yang sangat familiar itu. Ayat yang dijadikan modus untuk
menimbun teman sebanyak-banyaknya di gudang fb.
Nah, sedikit menyinggung ayat fb itu ya, kita sering lupa
bahwa diujung ayat itu Allah mengingatkan kita menjadi orang mulia. Orang yang
mulia adalah orang yang saling berkenalan dan berta’aruf. Sedang orang yang
paling mulia adalah orang yang paling taqwa.
Ayat ini sama eksklusifnya dengan ayat-ayat ibadah yang
lain, contoh saja ayat puasa. Ayat tersebut juga diakhiri dengan perintah untuk
bertaqwa. Atau tujuan akhir dari berteman dan berpuasa adalah untuk
bersama-sama meningkatkan ketakwaan kita. Kira-kira begitu tafsir nakal aku dek…
he.. wallahualambimurodhi
Semoga pertemanan kita sedikit menambah kualitas takwa kita
pada Allah SWT. Meski awalnya hanya berupa say hello korespondensi saja… tanpa bermaksud
lancang untuk berharap lebih untuk bertemu satu saat nanti. ;)
Selain beruntung, suatu kehormatan bagiku untuk diberi
kesempatan membuat buku diary ini untukmu. Dengan beragam alasan dan modus yang
nakal akhirnya mau juga adek nulis, setidaknya blog ini menjadi sahabtmu untuk
berkreasi dan menuangkan gagasan. Apa jadinya dulu jika pada tahun 1800-an itu sudah
ada internet. Kartini mungkin tak perlu pakai surat ya? Cukup ketik-ketik
sedikit terus narsis… hahaha…
Ya, RA Kartini telah banyak berjasa kepada bangsa kita,
khususnya bagi kaum perempuan. Untuk konteks ini kaitannya bagaimana perempuan
bisa berkarya tanpa harus melupakan kodratnya. Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus
1899 berbunyi :
“Bagi saya hanya ada dua macam keningratan, keningratan
fikiran (fikroh) dan keningratan budi (akhlak). …”
Kartini yang nigrat saja tidak suka akan keningratannya, dia
lebih membanggakan perempuan yang berfikir dan berbudi daripada
predikat-predikat prestisius lainnya. Atau dalam kisah hidupnya Kartini
meneladani dengan berfikir kritis namun tetap taat kepada orang tua termasuk
tak berdaya ketika dijodohkan.
Cora Vreede-De Stuers yang menulis buku "Sejarah
Perempuan Indonesia; Gerakan & Pencapaian, menyebut Kartini sebagai teladan
Ibu Masa Depan. Tidak berlebihan rasanya dia ngomong gitu… bukan rahasia lagi
perempuan zaman sekarang sangat melampaui kenakalan kartini pada zamannya. Ajaran
feminisme yang ditorehkan kartini disalah gunakan untuk memperkaya keluarga dan
kelompoknya.
Jadi inget Bu Risma, beliau layak menjadi Ibu Kita Risma.
Kartini jilid II. Kartini yang tidak hanya resah gelisah dengan keadaan, tapi
juga mencak-mencak ngomel siapa pun yang merusak karyanya dan menyalahi aturan.
Tapi juga tetap menangis memenuhi kodratnya. Salut untuk beliau. J
Kog jadi ndower-ndower gak genah gini ya… maaf kalo kelepasan
nulisnya. Wes sui rak nulis dowo.. metu asline. he..
Artinya aku merindukan sosok perempuan seperti itu. Semua perempuan
bisa meneladani Kartini dengan melihat sepak terjang Bu Risma. Tentu dengan
ranah profesinya masing-masing, menegakkan kebenaran dan kemaslahatan. Shova
pun bisa kalo mau… ;)
Apalagi yach..?
Aku melihat shova memiliki kepribadian yang luar biasa. Sejauh
korespondensiku denganmu. Kalau boleh menyebut beberapa; Shova itu cantik,
manis, mandiri, aktif, cerdas dan sholehah. Kata terakhir itu mencakup
kelebihan-kelebihan yang tak mampu ku sebut. Kebaikan-kebaikan sifat perempuan
sudah masuk semua dalam terminologi kata “sholehah”.
Untuk kalimat-kalimat berikutnya aku tak mampu menuliskannya
di sini. Semoga next time kita bisa mendiskusikan tentang ini lebih jauh
dan dalam suasana yang spesial. Ngarep[dot]com.
Semoga coretan ini bermanfaat. Tulisan ini akan aku tutup
dengan suratSurat kartini kepada Nyonya Abendon, pada Agustus 1900
“Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti
menjadi wanita sepenuhnya”.
Akhirnya, tak ada yang lebih indah
dari syukur kepada Allah SWT atas semua nikmatnya. Terima kasih atas perhatian
adek. Maaf kalo tulisannya acak-acakkan karena dibuat dengan emosi yang campur
aduk pula. Jangan pula dimasukkan ke hati kalo ada kata-kata ngawur yadek... piss.. ;)
Salam hangat penuh rasa
Khusnul Kowim